5 Cara Menghindari Kekerasan Di Sekolah pada Anak
Dunia Pendidikan kita tidak sedang baik-baik saja. Salah satunya tentang banyaknya kasus kekerasan di sekolah. Entah yang dilakukan oleh guru kepada murid, antar sesama murid, wali murid kepada guru. Bahkan ada seorang murid yang menghajar gurunnya karena ditegur saat berbuat kesalahan.
Saat ini yang sedang viral di media social adalah tentang seorang murid yang mencolok mata adik kelasnya menggunakan tusukan pentol. Dan, si korban terancam buta permanen. Namun, kepala sekolah membuat keputusan menghapus CCTV yang ada di sekolah tersebut. Belum juga reda kasus beberapa lalu tentang wali murid yang mengetepel guru anaknya karena sang guru telah menegur muridnya yang sedang merokok di sekolah.
Kekerasan sendiri ada dua bentuk yaitu secara fisik yang mengenai bagian tubuh. Dan bentuk non fisik atau psikis yaitu kekerasan tanpa menyentuh namun menyakitkan yaitu biasa disebut bullying.
Berbagai kasus kekerasan di sekolah tersebut tentu membuat para orang tua was-was keamanan anaknya saat di sekolah. Seperti kita tahu, sekolah adalah madrasah kedua bagi seorang anak setelah lingkungan keluarga untuk menimba ilmu. Tentu berharap saat berada di sekolah aman-aman saja dan terhindar dari kekerasan. Untuk itu sedapat mungkin kita perlu menghindari terjadi kekerasan pada anak saat di sekolah.
Cara Menghindari Kekerasan di Sekolah pada Anak
1. Sering berkomunikasi dengan anak
Sering berkomunikasi dengan anak akan membuat anak lebih terbuka dengan segala kegiatan sehari-harinya baik di rumah maupun di sekolah. Hal ini akan mempermudah atau mempercepat orang tua, apabila terjadi sesuatu di sekolah. Misalnya saja saat terjadi kekerasan secara fisik maupun non fisik.
Anak yang terbiasa berbicara dengan orang tuanya akan segera menceritakan apa yang telah terjadi di sekolah. Jika, anak bercerita tentang kejadian buruk yang terjadi di sekolah, maka sebagai orang tua kita harus mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi anak kita. Dalam menyelesaikan masalah pada anak tentu harus dalam keadaan tenang dan tidak emosi agar anak pun tidak semakin trauma dengan apa yang sudah menimpanya.
Anak saya sewaktu kelas satu SD juga pernah mengalami pemalakan oleh kakak kelasnya. Pertama kami sekeluarga tidak tahu, karena memang anak saya suka membeli jajanan dan tiap ditanya katanya memang untuk membeli jajan. Kami pikir ya sudah tidak apa-apa asal dimakan saja. Tetapi, lama kelamaan akhirnya anak saya bercerita kalau uangnya diminta si A. Hal yang pertama yang dilakukan adalah melapor kepada guru dan orang tuanya tentang perbuatan anak tersebut. Dan, memang anak tersebut masih tetangga. Kami hanya meminta jangan ulangi hal itu lagi.
2. Amati perubahan anak jika ada yang berubah
Sebagai orang tua, kita tentu harus mengawasi segala tingkah laku anak kita meskipun tidak secara langsung. Seperti kebiasaan anak yang riang gembira, makan dengan lahap, setiap pulang dari mana saja menegur orang di rumah dan kebiasaan-kebiasan lain anak kita. Dengan memperhatikan perubahan sikap mereka akan mempermudah kita mengetahui jika anak-anak kita menghadapi suatu masalah dari perubahan sikap mereka.
Anak yang memiliki masalah biasanya akan berubah sikapnya, yang tadinya ceria menjadi serig termenung, yang tadinya menyapa menjadi pendiam dan lain-lain. Dengan adanya perubahan sikap tersebut, sebagai orang tua kita harus secepatnya mencari penyebab dari perubahan tersebut. Pertama tentu saja berbicara dengan ana kapa yang terjadi dan tawarkan bantuan kalau orang tua aka nada untuk anak setiap saat. Dengan kita ada untuk mendengarkan permasalah anak, maka anak akan merasa tidak sendiri, ada orang tua yang ada untuk mereka.
3. Ajarkan anak untuk melawan ketika ada teman yang membully atau berbuat kasar terhadapnya
Anak yang biasanya sering dibully adalah anak yang pendiam. Untuk itu perlu kiranya orang tua berpesan pada anak supaya berani speak up, jangan hanya diam saja Ketika ada teman atau orang lain yang menindasnya. Saya selalu berpesan terhadap anak saya, jangan memukul temannya, tetapi kalau kamu dipukul kamu harus berani membalasnya. Jangan hanya diam. Karena kalau hanya diam, maka teman tersebut akan senantiasa membully kamu.
Bukan mengajari mencari musuh, tetapi untuk menjaga diri mereka sendiri. Karena semakin besar usia anak, maka lingkungannya pun akan semakin beragam orang. Dan, anak-anak kita harus siap untuk menghadapi itu semuanya.
4. Puji anak dengan segala pencapaian yang bisa diraihnya.
Terkadang anak-anak kita bukan korban kekerasan, tetapi adalah pelaku dari kekerasan tersebut. Untuk itu seringlah mengingatkan anak untuk bersikap baik dan sopan terhadap orang lain.
Tanamkan pada anak-anak kalau kamu tidak ingin disakiti orang lain maka jangan menyakiti orang lain juga. Dengan sering mengingatkan untuk berbuat baik terhadap orang lain tersebut akan membuat anak selalu teringat dengan pesan kita.
Jika, anak berhasil dalam pencapaian positif, maka pujilah anak. Dengan kita memujinya akan mendorong anak berbuat positif yang lebih banyak lagi.
Posting Komentar untuk "5 Cara Menghindari Kekerasan Di Sekolah pada Anak"