Mengenal Anjani Sekar Arum yang Menghantarkan Batik Bantengan ke Kancah Internasional
Siapa yang menjaga kelestarikan budaya Indonesia kalau bukan anak bangsa sendiri. Itu juga yang yang menjadi alasan Anjani menyukai seni budaya Bantengan dan ingin melestarikan bahkan mengembangkannya.
Bantengan
merupakan seni budaya yang berhubungan erat dengan pencat silat. Kesenian tradional
ini berasal dari masyarakat yang berada lereng pegunungan Bromo, Tengger,
Semeru. Dulu kesenian ini hanya tampil di acara tertentu saja, seperti karnaval
tujuh belasan. Tetapi, saat ini kesenian ini ini bisa berkembang kembali
khususnya di daerah Bumiaji, Batu, Malang.
Kecintaan
Anjani pada Bantengan berawal dari ayahnya Agus Trubun, pendiri kelompok budaya
Bantengan Nuswantara yang juga berprofesi sebagai pelukis. Karena kecintaan Anjani terhadap Bantengan begitu kuat
sehingga setiap kali membuat tugas di sekolah dia selalu mengangkat tema
tentang Bantengan, mulai dari karya tulis, lukisan dan tugas lainnya. Hingga, namanya pun dikenal dengan ‘Anjani Bantengan’.
Berbeda
dengan sosok ayahnya yang melestarikan kesenian Bantengan dengan bentuk
aslinya yaitu seni budaya, Anjani memilih melestarikan Bantengan melalui Batik. Ini dimulai saat
Anjani masuk Fakultas Sastra jurusan Seni dan Desain di Universitas Negeri
Malang (UNM). Dia memilih menekuni kriya atau seni rupa. Dari,
berbagai macam kriya, Anjani mantap memilih batik. Padahal waktu itu tidak ada
dosen pengajarnya dan juga tidak ada seorang pun mahasiswa yang mengambil
kriya.
Meskipun
tidak ada dosen batik di UNM, tidak mematahkan semangat Anjani untuk belajar
membatik. Maka, pergilah dia ke Solo dan Yogyakarta untuk belajar membatik pada
ahlinya. Bahkan, dia tak segan mengeluarkan uang sebesar 6 juta rupiah untuk
belajar pewarnaan remasol dan napthol untuk satu resep pewarnaan.
Setelah
mendapatkan ilmu pewarnaan, dia berusaha mempraktekkan ilmu pewarnaan tersebut.
Setelah mencoba berulangkali dengan mengorbankan berlembar- lembar kain,
akhirnya dia pun sukses bisa membuat batik sendiri. Dan, ini membuat dosennya
kaget dengan kemampuannya tersebut. Akhirnya Tema “Batik Bantengan” menjadi
bahan skripsi Anjani.
Setelah
lulus kuliah pada tahun 2014, Anjani memilih fokus membatik karena ingin menggelar pameran
tunggal. Sehingga terciptalah “Anjani Batik Galeri” yang merupakan brand atau
merek dari batik buatan Anjani. Beberapa bulan kemudian setelah terkumpul 48
batik, Anjani membuka pameran batik tunggal yang dibuka langsung oleh ketua
Dekranasda Batu yaitu Dewanti Rumpoko. Dan, beliau menetapkan Batik Bantengan
sebagai motif batik khas Batu, Malang.
Berawal
dari suksesnya pameran tunggal tersebut, membuat Anjani makin dikenal public. Setelah
itu, dia diajak walikota Batu untuk menggelar pameran di Praha, Ceko. Dari
kedua pameran tersebut, Anjani mengantongi uang cukup banyak. Dan, itu
digunakan untuk mengubah kandang ayam di samping rumah menjadi sanggar batik. Tak
lupa, dia juga membeli berbagai peralatan batik karena permintaan batik semakin
banyak.
Anjani
mulai kewalahan saat ajakan pameran mulai berdatangan dan juga permintaan batik
dari konsumen terus bertambah. Sehingga, dia memutuskan merekrut dua orang
untuk diajari membatik. Namun, sayangnya kedua karyawan tersebut setelah
menguasai batik, mereka memutuskan keluar dari pekerjaan untuk merintis usaha
batik sendiri.
Keluarnya
kedua karyawan batik tersebut membuat Anjani sadar kalau sangat sulit mencari
orang untuk membatik. Beruntungnya saat itu ada Aliya, seorang siswi SDN Sisir
Batu yang ingin belajar membatik. Aliya murid yang pintar dan cepat sekali
menguasai berbagai desain dalam membatik. Hal ini terbukti dengan terpilihnya
Aliya menjadi pemenang keempat dalam lomba Hari Anak Nasional pada tahun 2016
dan dia mendapat penghargaan langsung dari Bapak Presiden Jokowi.
Kemenangan
Aliya dalam lomba tersebut telah menarik minat teman-teman Aliya untuk belajar
membatik ke tempat Anjani. Setiap hari anak-anak tersebut akan belajar membatik
di rumah Anjani sepulang dari sekolah.
Galeri Anjani. Sumber foto: Anjani Sekar Arum |
Memperkenalkan Batik di Sekolah
Tak
berhenti hanya di rumah saja, Anjani dalam memperkenal batik. Dia juga menjalin
kerjasama dengan Dinas Pendidikan kota Batu untuk menyebarkan virus membatik di
sekolah-sekolah mulai tingkat SD sampai SMA.
Tidak adanya
guru membatik bukan alasan untuk berhenti belajar membatik. Karena anak-anak
didiknya yang akan menjadi guru membatik di sekolah mereka nantinya.
Saat ini
sudah ada sekitar 30 anak yang aktif belajar di Sanggar Anjani. Sementara yang
lainnya masih belajar di sekolah masing-masing. Mereka yang 30 orang tersebut
yang sudah pintar dan menguasai desain batik. Di sana mereka belajar sekaligus
bekerja.
Anjani
tidak pernah membebani anak didiknya, untuk itu dia menyediakan semua peralatan
batik dengan uangnya sendiri. Dari setiap karya batik muridnya yang bisa
terjual, Anjani hanya mengambil 10 % saja. Itu pun untuk biaya packing,
membayar pajak dan membayar penjaga galeri.
Dengan
hasil sangat sedikit tersebut, Anjani tetap merasa senang karena misinya
mengenalkan batik biasa berhasil. Selain itu tujuan Anjani mengajarkan batik
pad anak-anak adalah supaya anak-anak terhindar dari pergaulan yang tidak baik
dan narkoba.
Produk Batik Anjani. Sumber foto: Anjani Sekar Arum |
Cara Pemasaran yang dilakukan Anjani
Untuk
memasarkan produk batik yang dihasilkan bersama anak didiknya, Anjani melakukan
berbagai strategi pemasaran seperti mengikuti pameran, mengikuti bazar, Malang
Fashion Week, berkumpul dengan UMKM lain dan juga menjalin kerjasama dengan
berbagai pihal lainnya.
Produk yang
dihasilkan sangat beragam dan bervariasi mulain dari kain, bed cover, souvenir,
sepatu dan bentuk kerajian yang lain. Tentu dengan motif Batik Bantengan
sebagai unggulannya, tetapi Dia juga menyediakan motif lain seperti kupu-kupu
dan merak. Untuk harga pun cukup bervariasi mulai dari puluhan ribu sampai
jutaan rupiah.
Saat ini
Batik Anjani sudah bisa merambah pasar Internasional seperti Taiwan, Malaysia,
Ceko, Singapura dan Australia.
Lokasi
Galeri berada di Jalan Nangka No.11, Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.
Mendapat penghargaan dari Astra
Kerja keras
Anjani untuk melestarikan Batik Bantengan mendapat perhatian dari PT Astra
Internasional, Tbk. Dia dinobatkan menjadi salah satu pemenang Apresiasi SATU
Indonesia Awards 2017 kategori Kewirausahaan. Dia juga menjadi apresiasi
favorit pilihan publik.
Apresiasi
SATU Indonesia Awards merupakan event tahunan yang dilakukan oleh PT Astra International,
Tbk yang bertujuan untuk menjaring anak muda dari seluruh Indonesia yang
berhasil memberdayakan lingkungan sekitarnya.
Yuk, kita
dorong anak muda di sekitar kita untuk bisa memberdayakan lingkungan seperti
Anjani Sekar Arum. Sehingga tumbuh banyak anak muda yang hebat di seluruh nusantara.
Posting Komentar untuk "Mengenal Anjani Sekar Arum yang Menghantarkan Batik Bantengan ke Kancah Internasional"