Sukses Tanpa Privilege, Begini Caranya!
Sukses Tanpa Privilege itu seolah mimpi bagi sebagian. Karena banyak yang mengatakan kalau sukses itu hanya untuk orang-orang yang kaya saja. Benarkah itu? Padahal tanpa privilege kita juga bisa sukses kok. Yuk, baca sampai akhir!
Dulu, saya sempat iri dengan teman-teman SMA, begitu mereka lulus kuliah, tak lama berselang diangkat menjadi PNS. Padahal dulu teman-teman tersebut selama di sekolah prestasinya biasa saja, tetapi mereka begitu mudah mendapatkan pekerjaan tetap di instansi pemerintah. Di masa itu menjadi PNS merupakan harapan banyak orang, termasuk calon mertua (bercanda ya ini).
Sementara itu, saya selesai SMA selang satu tahun harus mulai mencari uang sendiri untuk biaya sekolah karena keadaan orang tua yang serba pas-pasan. Dan, ternyata alasan teman-teman bisa diterima menjadi PNS adalah karena mereka mempunyai privilege, baik orang dalam dan uang tentunya. Dulu, awal tahun 2000-an masih marak ya cari kerja melalui orang dalam. Sekarang pun masih ada, tetapi tidak sebanyak dulu. Sebelum ngobrolin tentang privilege, yuk ketahui terlebih dulu artinya!
Arti Privilege
Privilege berasal dari Bahasa Latin yaitu privilegium yang berarti hukum hanya untuk satu orang.
Privilege menurut Kamus Merriam Webster berarti hak Istimewa yang diberikan sebagai suatu manfaat, keuntungan atau bantuan khusus.
Sementara itu Privilege menurut Cambridge Dictionary ada 3 pengertian, yaitu:
- Privilege adalah kesempatan dalam melakukan sesuatu yang menyenangkan atau istimewa.
- Privilege adalah keuntungan yang dimiliki oleh sejumlah orang kaya atau berasal dari kelas sosial yang tinggi, ras ataubjenis kelamin tertentu dalam masyarakat yang tidak dimiliki oleh orang yang tidak termasuk dalam kelompok tersebut.
- Privilege adalah kelebihan yang hanya dimiliki oleh satu orang atau kelompok orang. Biasanya karena kedudukan atau jumlah kekayaan yang dimiliki.
Sukses Tanpa Privilege
Dulu saat masih kecil, saya sering kagum dan iri dengan anak-anak orang kaya. Mereka bisa memakai pakaian bagus, lengkap dengan aksesorisnya, keluarga mereka memiliki motor yang bagus. Sementara saya, bajunya ya hanya itu-itu saja.
Seiring waktu berjalan, saya menyadari bahwasanya roda kehidupan itu berputar. Mereka yang dulunya hidupnya nyaman, terlihat mewah, tidak selamanya kondisi itu berlangsung. Begitu juga dengan mereka yang masa kecilnya terlihat bahagia dengan segala fasilitasnya, saat ini kondisi mereka tidak sebaik dulu. Bahkan, di usia 40 tahun lebih, ada yang belum memiliki rumah sendiri. Sementara, saya dengan segala cobaan dan usaha, alhamdulillah mampu hidup lebih baik dari mereka.
Itu cerita sedikit tentang saya yang mampu hidup lebih baik meskipun minim privilege. Dan, juga menjadi salah satu bukti bahwa kekayaan itu tidak menjamin kesuksesan seseorang.
Ada kisah nyata yang pernah saya baca di media sosial dan kisah ini mungkin bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk tidak mudah patah semangat. Kisah Angga Fauzan, di mana masa kecilnya berada di Jakarta, karena ayahnya bekerja jualan gorengan. Saat kelas empat SD, tempat jualan ayahnya digusur pemerintah. Sehingga dengan terpaksa, mereka sekeluarga harus pulang kampung ke kampung ayahnya di Boyolali.
Tiba di kampung, Angga dan keluarganya tinggal di bekas kandang kambing kakeknya. Di mana kalau hujan pasti bocor dan angin masuk. Ibunya berjualan gorengan keliling kampung, sementara bapaknya bekerja sebagai pengrajin tembaga dengan hasil yang tidak seberapa. Saat lulus SMP, teman-teman Angga mendaftarkan ke SMA, sementara ayahnya membawanya ke kursus komputer dengan harapan, dia bisa cepat bekerja nantinya. Namun, diam-diam Angga mendaftarkan dirinya ke SMA pilihannya. Untuk biaya sekolah, dia bekerja apa saja yang penting mendapatkan uang.
Begitu juga saat lulus SMA, Angga berkeinginan melanjutkan ke ITB jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual), sempat ragu, tetapi akhirnya bisa diterima melalui program bidikmisi. Bahkan berkat prestasinya, dia berhasil menerima beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) pada tahun 2017 di The University of Edinburgh UK. Dan lulus pada tahun 2019.
Saat ini Angga bekerja sebagai CEO startup Myskill, yaitu platform yang menyediakan berbagai kursus dan pelatihan agar bisa lebih siap dalam bekerja dengan biaya yang lebih terjangkau.
“Jika kamu mengejar sesuatu, coba kejar yang maksimal. Yang paling bagus,belajarlah di tempat yang terbaik.”
Dan, perlu diingat tingkat kesuksesan satu dengan orang lain itu tidak sama. Orang yang dulunya hanya naik sepeda kemudian bisa mempunyai mobil menurut saya sudah sukses. Atau juga orang yang dulunya kontraktor (sering berpindah kontrakan) kemudian bisa memiliki rumah sendiri, bagi saya itu juga sukses. Karena mereka mampu merubah ke keadaan yang lebih baik dari sebelumnya
Kisah saya dan Angga ini membuktikan, meskipun kita minim atau bahkan tanpa privilege, kita juga bisa meraih kesuksesan. Saya pun berpesan kepada anak-anak sejak dini, bahwa masa depan kalian yang menentukan kalian sendiri. Orang tua tidak bisa memberikan harta benda berlimpah, hanya bisa memberikan sedikit ilmu dan bekal untuk kalian. Sukses atau tidak itu sesuai dengan seberapa keras kamu menggapai impianmu.
Asal kita mau berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapainya impian kita, sesuatu yang tidak mungkin akan terwujud suatu saat nanti.
Cara Sukses tanpa privilege
- Memiliki tujuan yang jelas
Memiliki tujuan yang jelas adalah langkah pertama dalam meraih mimpi. Misalnya yang suka menjahit kelak ingin mempunyai butik sendiri, yang suka menggambar ingin menjadi desain gratis atau impian-impian lainnya, yang hobi menulis ingin menjadi penulis terkenal yang karyanya bisa dinikmati banyak orang. Intinya miliki satu tujuan yang ingin dicapai dulu.
2. Meningkatkan skill atau pendidikan
Setelah memiliki tujuan, langkah selanjutnya adalah meningkatkan skill atau pendidikan. Untuk meningkatkan skill atau pendidikan ini kita bisa belajar dengan ahlinya langsung baik secara formal maupun informal. Milikilah beberapa mentor agar kita bisa mendapat ilmu lebih banyak. Sehingga kita bisa mempunyai perbandingan, ilmu mana yang baik dan tidak baik.
3. Berusaha keras meraih impian
Berusaha keraslah untuk meraih impian karena jalan untuk meraih mimpi itu tidak selalu mulus. Akan ada banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi. Jangan menyerah apalagi putus asa, jika menghadapi rintangan. Saat kamu memilih menyerah, maka impianmu pastinya akan kandas. Tetapi, tetaplah berusaha mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Jadikan segala hambatan dan kegagalan sebagai pelajaran untuk mendapatkan hasil yang lebih babaik.
4. Menambah jaringan networking
Ada ungkapan, “ Jika kamu ingin menjadi orang kaya maka bertemanlah atau dekatlah dengan orang kaya.” Ungkapan ini berarti jika kita bercita-cita ingin sukses di suatu bidang tertentu, maka milikilah teman yang sudah sukses di bidang tersebut. Misalnya yang hobi menulis dan ingin menjadi penulis terkenal. Maka, bertemanlah dengan sesama penulis. Perlahan akan banyak ilmu yang didapat dari penulis senior dari suka duka nya hingga bisa menjadi senior.
5. Jangan lupa berdoa
Doa dapat merubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Setiap usaha dan kerja keras kita hendaknya disertai dengan doa. Supaya apa yang kita lakukan mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah SWT. Setelah usaha dan doa dilakukan semaksimal mungkin, maka pasrahkanlah hasilnya pada Allah.
Semua orang bisa sukses dengan privilege atau tanpa privilege. Semua tergantung usaha dari masing-masing individu, seberapa besar usaha untuk menggapai impiannya.
Posting Komentar untuk "Sukses Tanpa Privilege, Begini Caranya!"