Sisi Positif Kerasnya Kehidupan Jalanan
Sisi Positif Kerasnya Kehidupan Jalanan - Teriknya matahari berpadu dengan kerasnya aspal tak menyurutkan deru kendaraan untuk terus berpacu di jalanan. Mereka punya tujuan masing-masing, ada yang menuju ke rumah, ada juga yang menuju tempat kerja. Diantara hiruk pikuk jalanan yang tak ada hentinya itu, ada orang-orang yang hidup di jalanan, benar-benar hidup di jalanan, bukan jalanan yang hanya sarana menuju tujuan saja.
Saya pribadi menilai orang-orang yang hidup di jalanan itu membagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama mereka yang menggunakan keahlian untuk bekerja di jalanan seperti pedagang kaki lima, sopir, tukang sapu jalanan dan lainnya. Kelompok lainnya yaitu mereka yang bertahan hidup di jalanan dengan cara mengamen, pedagang asongan di lampu merah dan pekerjaan non skill lainnya, namun masih mempunyai tempat tinggal.
Dan kelompok ketiga mereka yang benar-benar tinggal di jalanan seperti anak jalanan, anak punk, gelandangan dan lainnya, di mana mereka tidak mempunyai tempat tinggal, mereka tidur dimanapun mereka merasa mengantuk. Hal terakhir ini yang ingin saya tulis.
Tak seorang pun yang mempunyai cita-cita untuk hidup di jalanan, tetapi jalan hidup ternyata membawa mereka di sana. Banyak kisah yang melatar belakangi mereka hingga memutuskan mencari kehidupan di jalanan. Yang saya tahu mereka hanya mencoba bertahan hidup dengan kemampuan yang mereka miliki.
Kehidupan memang seperti roda yang berputar. Kadang di atas, kadang juga di bawah. Meskipun kehidupan di jalanan keras bukan berarti tidak ada sisi positif dari kehidupan yang mereka jalani. Kerasnya kehidupan jalanan membuat kita semakin bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki saat ini. Sudah bisa makan tiga kali sehari dan memenuhi berbagai kebutuhan hidup. Itu semua nikmat yang tiada bandingnya.
Sisi Positif yang bisa diambil dari Kerasnya kehidupan Jalanan
1. Pergunakan uang dengan lebih bijak
Saat melihat dengan hati kehidupan jalanan pasti kita akan berpikir berkali-kali dalam membelanjakan uang. Selama ini mungkin kita menggunakan uang untuk membeli barang-barang tersier. Membeli karena keinginan semata, bukan membeli kebutuhan pokok.
Namun, di sisi lain bagi orang yang menggantungkan hidupnya di jalanan, jangankan membeli kebutuhan tersier, untuk kebutuhan makan tiap hari pun mereka harus berjuang berpanasan terlebih dahulu supaya bisa membeli makan.
2. Lebih Menghargai Makanan
Di kampung kalau musim hajatan atau kenduri, namanya nasi itu sering tersisa. Selama ini saya suka kasihan sama itu nasi, mau dimakan sudah kenyang, tidak dimakan sayang. Padahal diluar sana masih banyak orang yang belum makan. Satu kali sehari bisa makan saja sudah bersyukur sekali. Sementara kita di sini berlebih makan. Makanya saya sering berpesan pada anak-anak untuk menghargai makanan dengan menghabiskan apa yang dimakannya.
3. Syukuri masih bisa tidur tanpa kehujanan
Masihkah kita mengeluh kalau tempat tidur kita keras karena tidur menggunakan kasur kapuk? Cobalah tengok mereka yang tinggal di jalanan. Terkadang mereka tidur di emperan toko atau rumah kosong. Jangankan kasur atau selimut tebal. Mereka bisa tertidur pulas hanya dengan menggelar kardus kosong saja. Banyaklah bersyukur masih bisa tidur tanpa takut kehujanan atau kedinginan. Karena diluar sana masih banyak yang lebih menderita dari kita.
4. Tingginya solidaritas di antara mereka
Meskipun kehidupan di jalanan keras, bukan berarti menutup rasa empati di antara mereka. Meskipun mereka hidup serba pas-pasan dan kekurangan, namun mereka masih mempunyai hati yang tulus. Saat ada temannya yang sakit, mereka tak segan untuk membantu temannya. Begitupun ketika ada yang mengalami kecelakaan di jalan, mereka juga tak segan untuk memberi pertolongan semampu mereka.
Tanggung jawab siapa orang-orang yang hidup di jalanan?
Keberadaan orang-orang jalanan memang menimbulkan fenomena yang cukup kompleks. Kalau mau berbicara sebenarnya sudah jelas kalau orang miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Tetapi, pada kenyataannya itu hanya tulisan yang ada dalam undang-undang saja. Sampai saat ini masih banyak orang-orang yang hidup di jalanan apalagi di kota besar.
Makin banyaknya orang yang hidup di jalanan tentu akan menimbulkan masalah baru. Jadi, pemerintah dan masyarakat seharusnya segera mengatasi masalah ini. Salah satunya dengan memberikan mereka pendidikan gratis. Karena selama ini yang saya dengar, mereka kesulitan sekolah karena tidak mempunyai identitas yang jelas. Dengan pendidikan, pikiran mereka akan tercerahkan, sehingga timbul semangat untuk hidup lebih baik.
Kita sendiri bisa membantu semampu kita untuk membantu orang-orang jalanan tersebut. Tetapi, tentu saja kalau hendak memberi, memberikan sesuatu pada orang yang benar-benar membutuhkan, misalnya lebih memilih memilih membeli dagangan para lansia daripada memberi uang kepada pengemis. Dengan tindakan kecil tersebut tentu akan sedikit membahagiakan mereka.
Suka atau tidak suka kehidupan di jalanan memang ada. Namun, di mana pun itu, kita bisa mengambil sisi positif dari kerasnya kehidupan di jalanan. Salah satunya menambah rasa syukur kita dengan apa yang kita miliki saat ini.
Posting Komentar untuk "Sisi Positif Kerasnya Kehidupan Jalanan"